KOMPAS.com — Pernahkah Anda merasa jenuh dengan seks
yang sepertinya hanya itu-itu saja? Atau merasa pasangan tidak menarik
lagi? Hal ini wajar terjadi sepanjang dalam pernikahan, apalagi yang
sudah memasuki masa yang panjang, di atas 10 tahun.
Untuk
mengatasi hal ini, salah satunya dengan melakukan variasi-variasi dalam
bercinta. Namun, apakah Anda pernah mengalami tidak ada gairah seks,
padahal kehidupan pernikahan Anda baru seumur jagung? Sama sekali tidak
ada gairah seksual atau fantasi seksual walaupun istri atau suami Anda
begitu menggairahka ? Jangan-jangan Anda menderita Hypoactive Sexual Desire Disorder (HSDS).
Gangguan
melemahnya gairah seksual ini bisa mengenai pria dan wanita di segala
usia. Kondisi ini bisa terjadi secara umum ataupun spesifik dengan
pasangan tertentu. Untuk hal yang spesifik itu, pernah saya bahas dalam
artikel Disfungsi Seksual Psikogenik sebelumnya. Kali ini kita akan
membahas tentang mengapa HSDS bisa terjadi dan bagaimana menanganinya.
Satu
hal yang paling penting dalam mendiagnosis gangguan gairah seksual ini
adalah hal ini terjadi ketika si dokter (dalam hal ini psikiater) telah
memperhitungkan kondisi usia dan keadaan kehidupan sehari-hari si pasien
yang bisa berpengaruh terhadap gairah seksual.
Artinya ketika
semua kondisi tersebut dalam keadaan normal, pasien masih mengeluhkan
gairah seksual terganggu, maka ini merupakan suatu pertanda yang perlu
dipikirkan.
Gangguan jiwa seperti depresi juga harus disingkirkan.
Kita tahu bahwa pada pasien-pasien depresi seringkali gairah seksualnya
menurun. Hal ini tidak termasuk dalam kondisi gangguan gairah seksual
yang menurun seperti pada penyakit HSDS.
Jika ternyata gangguan
depresi ditemukan pada pasien, maka sebaiknya dokter fokus pada
pengobatan gangguan depresi yang biasanya juga akan membawa perubahan
pada gairah seksual yang membaik.
Pasien yang mengalami gangguan
gairah seksual perlu ditanyakan secara lengkap adanya kelainan fisik
yang mampu menyebabkan hal ini terjadi seperti penyakit terminal
(kanker) atau adanya gejala menurunnya fungsi kelenjar adrenal pada
laki-laki. Obat-obatan yang diminum juga harus diperhatikan.
Apakah
ada obat-obat yang bisa menurunkan gairah seksual seperti obat
antipsikotik? Jangan lupa juga untuk menanyakan bagaimana fungsi
seksual kedua pasangan, apakah si laki-laki bisa ereksi dan si wanita
bisa lubrikasi? Ingat pada gangguan fungsi seksual, walaupun gairah ada,
fungsi ereksi dalam hal ini ereksi penis tidak bisa didapatkan.
Satu
lagi yang tidak sampai terlewat adalah menilai apakah ada problema
dalam rumah tangga. Sering kali hal ini yang memicu terjadinya suatu
kondisi gairah seksual menurun. Masalah keluarga antarpasangan yang
belum terselesaikan bisa menjadi pemicu yang bisa membuat gairah seksual
menurun.
Penatalaksanaan
Pemeriksaan kadar
testosteron adalah salah satu yang perlu dilakukan jika memang tidak
terbukti adanya gangguan depresi atau gangguan medis umum yang
berpengaruh terhadap gangguan seksual. Testosteron adalah hormon yang
terdapat pada pria dan wanita yang merupakan hormon yang bertanggung
jawab terhadap gairah seksual.
Selain itu, terkadang saya meminta
pasien untuk diperiksa kadar prolaktinnya juga. Pada laki-laki kadar
prolaktin yang meninggi juga bisa menyebabkan gairah seksual tidak ada
Jangan
pernah lupakan perbaikan dari hubungan komunikasi dan saling
keterbukaan antarpasangan adalah jalan terbaik dalam membantu masalah
ini. Masalah terkait rumah tangga harus diperbaiki dengan konseling dan
mungkin psikoterapi. Bicarakan dengan baik hal-hal ini dengan dokter
Anda secara bersama-sama karena masalah gairah seksual adalah masalah
pasangan, bukan individu saja.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar