Istilah
nafsu birahi, hasrat seks atau libido pada dasarnya punya makna sama,
yaitu perasaan seksual hebat dari seseorang pada orang lainnya
(normalnya terhadap pasangan lawan jenisnya). Banyak faktor pendukung
gairah seksual, termasuk rangsangan fisik dan kondisi biologis, seperti
jenis kelamin dan hormon.
Tingkat libido bisa sangat bervariasi
pada masing-masing orang, dan di antara pria maupun wanita. Bahkan
ditegaskan oleh berbagai penelitian bahwa tak ada tingkat gairah seksual
yang normal.
Ilmu psikologi meyakini, libido adalah kombinasi
kepuasan hormonal dan fisikal (seperti merangsang saraf tubuh tertentu)
yang dibentuk oleh pengaruh sosial dari luar, seperti norma budaya.
Demikian seperti yang dilansir dari Modern Mom.
Pengaruh hormonal
Hormon
seperti testosteron dan estrogen memainkan peran penting dalam gairah
seksual. Testosteron diproduksi dalam tubuh pria, juga wanita. Namun
secara tipikal, pria memproduksi hormon testosteron lebih banyak, yakni
sekira 20 kali lipat dari testosteron pada wanita.
Pada pria,
testosteron menyebabkan otot tubuh pria bisa terbentuk dan tumbuhnya
rambut di sekitar tubuh, juga meningkatkan libido dan agresivitas.
Sementara estrogen diproduksi secara signifikan dalam jumlah yang lebih
tinggi pada wanita, meskipun para peneliti percaya bahwa pria atau orang
yang kurang produksi estrogennya, memiliki libido rendah.
Pemicu Libido
Perbedaan
bentuk rangsangan memicu gairah seksual. Rangsangan internal, termasuk
perasaan intimasi serta pikiran dan fantasi erotis. Sementara rangsangan
eksternal atau dari luar, misalnya wewangian dan makanan.
Aroma,
seperti lavender, licorice, dan almond terbukti meningkatkan gairah
seks. Bahkan sebuah kajian terbaru menampakkan bukti bahwa untuk wanita,
bau-bauan dikaitkan dengan kegiatan menyusui yang turut meningkatkan
libido.
Makan cokelat juga bisa mendorong aliran libido karena
kandungan phenylethylalamine, bahan kimia yang melepaskan sensasi
euphoric dalam otak seperti saat kita jatuh cinta pertama kali.
Faktor
Hasrat
seks bisa dikendalikan oleh faktor fisik dan psikis. Faktor fisik
termasuk bahan kimia biologis (hormon) yang dikenal dengan dopamine D4
reseptor, sebuah plasma pembawa sifat dalam keturunan yang mengendalikan
sistem kepusaan dalam otak.
Sementara faktor psikis, termasuk
rayuan, intimasi emosional, bahkan keinginan kuat untuk memiliki anak.
Terdapat hubungan erat antara kedua faktor. Banyak kajian menunjukkan
bahwa gairah seksual dan romantisme cinta adalah fenomena yang tak
terpisahkan.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar