DINASTI ISLAM muncul setelah masa al-Khulafa ar_Rasyidun berakhir. Tradisi pemerintah Islam tetap dipertahankan bersamaan dengan upaya perluasan wilayah Islam ke seluruh dunia. Berikut adalah beberapa dinasti Islam yang pernah berkuasa di dunia.
UMAYAH (40 H/661 M - 132 H/750 M)
Wilayah
kekuasaan dinasti ini meliputi daerah Timur Tengah, Afrika Utara dan
Spanyol. Dinasti Umayah berasal dari keturunan Umayah bin Abdul Syams
bin Abdul Manaf, pemimpin sukua Quraisy terpandang. Dinasti Umayah
muncul setelah Ali bin Abi Thalib (40 H/661 M) meninggal. Mu'awiyah,
keturunan Bani Umayah dari keluarga Harb, meneruskan kekuasaan dengan
mendirikan Dinasti Umayah. Dinasti Umayah terbagi menjadi dua periode
kekuasaan yaitu Umayah Damascus (Suriah) dan Umayah Cordoba (Spanyol).
Kejayaan Dinasti Umayah Damascus terdapai pada masa Khalifah al-Walid.
Berakhirnya Dinasti Umayah Damascus terjadi ketika Marwan II dibunuh
tentara Abbasiyah pada 132 H/750 M. Selanjutnya Abdurrahman (cucu
Hisyam) meloloskan diri ke Spanyol dan mendirikan Dinasti Umayah
Cordoba. Dinasti Umayah Cordoba mengalami kejayaan pada masa Abdurrahman
III dan al-Hakam II. Peninggalan Dinasti Umayah Damascus berupa
Katedral St. John di Damascus yang diubah menjadi masjid, Katedral di
Hims yang digunakan sebagai masjid dan gereja dan tempat istirahat di
padang pasir seperti Qusair Amrah dan al-Musatta, adapun peninggalan
Dinasti Umayah Cordoba adalah Masjid Cordoba di Spanyol.
ABBASIYAH (132/750 M - 656 H/1258 M)
Dinasti
ini mempunyai wilayah kekuasan yang meliputi Irak, Suriah, Semenanjung
Arabia, Uzbekistan dan Mesir bagian timur. Pendiri dinasti sekaligus
khalifah pertama adalah Abu Abbas as-Saffah. Kekuasaan Dinasti Abbaisyah
dibagi menjadi empat periode, yaitu periode awal 132 H/750 M-232 H/847
M), periode lanjutan (232 H/847 M-333 H/945 M), periode Buwaihi (333
H/945 M- 447 H/1055 M), dan periode Seljuk (447 H/1055 M- 656 H/1258 M).
Masa panjang dinasti ini dilalui dengan pola pemerintahan yang
berubah-ubah seusuai perubahan politik, sosial, budaya dan penguasa.
Dinasti Abbasiyah mengalami zaman keemasan ketika dipimpin oleh
as-Saffah, al-Mansur, al-Mahdi, Harun ar-Rasyid, al-Amin, al-Ma'mum,
Ibragim, al-Mu'tasim dan al-Wasiq. kekuasaan Abbasiyah melemah dengan
adanya pertentangan dan pemberontakan dari dalam negeri serta ancaman
dari pihak luar, seperti Bizantum (Romawi Timur) dan orang Mongol.
Dinasti Abbasiyah runtuh setelah orang Mongol di bawah pimpinan Hulagu
Khan, cucu Jengiz Khan, menghancurkan Baghdad. Peninggalan Dinasti
Abbasiyah meliputi antaran lain Baitulhikmah, yaitu suatu lembaga pusat
kajian keilmuan yang didirikan oleh Khalifah Harun ar-Rasyid, dan Masjid
al-Mutawakkil yang mempunyai menara spiral di Samarra (Irak).
IDRISIYAH (172 H/789 M - 314 H/926 M)
Wilayah
kekuasaannya adalah Magribi (Maroko). Dinasti ini didirikan oleh Idris I
bin Abdullah, cucu Hasan bin Ali bin Abi Thalib, dan merupakan dinasti
pertama yang beraliran Syiah, terutama di Maroko dan Afrika Utara.
Sultan Idrisiyah terbesar adalah Yahya IV (292 H/905 M-309 H/922 M) yang
berhasil merestorasi Volubilis, kota Romawi, menjadi kota Fez. Dinasti
Idrisiyah berperan dalam menyebarkan budaya dan agama Islam ke bangsa
Berber dan penduduk asli. Dinasti ini runtuh setelah ditaklukkan oleh
Dinasti Fatimiyah pada 374 H/985 M. Dinasti Idrisiyah antara lain
meninggalkan Masjid Karawiyyin dan Masjid Andalusia yang didirikan pada
244 H/859 M.
AGHLABIYAH (184 H/800 M - 296 H/909 M)
Pusat
pemerintahannya terletak di Qairawan, Tunisia. Wilayah kekuasaan
Aghlabiyah meliputi Tunisia dan Afrika Utara. Pemimpin pertama dinasti
ini adalah Ibrahim I bin al-Aglab, seorang panglima dari Khurasan
Aghlabiyah berperan dalam mengganti bahasa latin dengan bahasa Arab
serta menjadikan Islam agama mayoritas. Dinasti ini berhasil menduduki
Sicilia dan sebagian besar Italia Selatan, Sardinia, Corsica, bahkan
pesisir Alpen pada abad ke-9. Dinasti Aghlabiyah berkahir setelah
ditaklukan oleh Dinasti Fatimiyah. Peninggalan dinasti ini antara lain
adalah Masjid Raya Qairawan dan Masjid Raya di Tunis.
SAMANIYAH (203 H/819 M - 395 H/1005 M)
Wilayah
kekuasaan Dinasti Samaniyah meliputi daerah Khurasan (Irak) dab
Transoksania (Uzbekistan) yang terletak di sebelah timur Baghdad.
Ibukotanya adalah Bukhara. Dinasti Samaniyah didirikan oleh Ahmad bin
Asad bin Samankhudat, keturunan seorang bangsawan Balkh (Afghanistan
Utara). Puncak kejayaan tercapai pada masa pemerintaha Isma'il II
al-Muntasir, khalifah terakhir Samaniyah, tidak dapat mempertahankan
wilayahnya dari serangan Dinasti Qarakhan dan Dinasti Ghaznawi. Dinasti
Samaniyah berakhir setelah Isma'il II terbunuh pada 395 H/1005 M.
Peninggalan Dinasti Samaniyah berupaa Mausoleum Muhammad bin Ismail
al-Bukhari, seorang ilmuwan muslim.
SAFARIYAH (253 H/867 M - 900/1495 M)
Dinasti
Safariyah merupakan sebuah dinasti Islam yang paling lama berkuasa di
dunia. Wilayah kekuasaan Dinasti Safariyah meliputi kawasan Sijistan,
Iran. Pendiri dinasti ini adalah Ya'qub bin Lais as-Saffar, seorang
pemimpin kelompok Khawarij di Porpinsi Sistan (Iran). Dinasti Safariyah
di bawah kepemimpinan Amr bin Lais berhasil melebarkan wilayah
kekuasaanya sampai Afghanistan Timur. Pada masa itulah kekuasaan Dinasti
Safariyah mencapi puncaknya. Dinasti ini semakin melemah karena
pemberontakan dan kekacauan dalam pemerintahan. Akhirnya Dinasti
Ghaznawi mengambil alih kekuasaan Dinasti Safariyah. Setelah penguasa
terakhir Dinasti Safariyah, Khalaf, meninggal dunia, berakhir pula
kekuasaan Dinasti Safariyah di Sijistan.
TULUN (254 H/868 M - 292 H/905 M)
Dinasti
Tulun adalah sebuah dinasti Islam yang masa pemerintahannya paling
cepat berakhir. Wilayah kekuasaan dinasti Tulun meliputi Mesir dan
Suriah. Pendirianya adalah Ahmad bin Tulun, putra seorang Turki yang
diutus oleh gubernur Transoksania (Uzbekistan) emmbawa upeti ke
Abbasiyah. Dinasti Tulun yang memerintah sampai 38 tahun berakhir ketika
dikalahkan oleh pasukan Abbasiyah dan setelah Khalifah Syaiban bin
Tulun terbunuh.
HAMDANIYAH (292 H/905 M - 394 H/1004 M)
Wilayah
kekuasaanya meliputi Aleppo (Suriah) dan Mosul (Irak). Nama dinasti ini
dinisbahkan kepada pendirinya, Hamdan bin Hamdun yang bergelar Abul
Haija'. Dinasti Hamdaniyah di Mosul dipimpin oleh Hasan yang
menggantikan ayahnya, Abu al-Haija;. Kepemimpinan Hasan mendapat
pengakuan dari pemerintah Baghdad. Dinasti Hamdaniyah di Aleppo
didirikan oleh Ali Saifuddawlah, suadara dari penguasa Hamdaniyah Mosul.
Ali Saifuddawlah merebut Aleppo dari Dinasti Ikhsyidiyah. Dinasti
Hamdaniyah di Mosul maupun di Aleppo berakhir ketika para pemimpin
meninggal.
FATIMIYAH (296 H/909 M - 566 H/1171 M)
Wilayah
kekuasaannya meliputi Afrika Utara, Mesir dan Suriah. Berdirinya
Dinasti Fatimiyah dilatarbelakangi oleh melemahnya Dinasti Abbasiyah.
Ubaidillah al-Mahdi mendirikan dinasti Fatimiyah yang lepas dari
kekuasaan Abbasiyah. Dinasti ini mengalami puncak kejayaan pada masa
kepemimpinan al-Aziz. Kebudayaan Islam berkembang pesat pada masa
Dinasti Fatimiyah, yang ditandai dengan berdirinya Masjid al-Azhar.
Masjid ini berfungsi sebagai pusat pengkajian Islam dan ilmu
pengetahuan. Dinasti Fatimiyah berakhis setelah al-Adid, khalifah
terakhir Dinasti Fatimiyah, jatuh sakit. Salahudin Yusub al-Ayyubi,
wazir Dinasti Fatimiyah menggunakan kesempatan tersebut dengan mengakui
kekuasaan khalifah Abbasiyah, al-Mustadi. Peninggalan dinasti ini
meliputi antara lain Masjid al-Azhar yang sekarang terkenal dengan
Universitas al-Azhar-nya, Bab al-Futuh (Benteng Futuh) dan Masjid
al-Akmar di Cairo, Mesir.
BUWAIHI (33 H/945M - 447 H/1055M)
Wilayah
kekuasaan Dinasti Buwaihi meliputi Irak dan Iran. Dinasti ini dibangun
oleh tiga bersaudara yaitu Ali bin Buwaihi, Hasan bin Buwaihi dan Ahmad
bin Buwaihi. Perjalanan Dinasti Buwaihi dapat dibagi dua periode.
Periode pertama merupakan periode pertumbuhan dan konsolidasi sedangkan
periode kedua daalh periode defensi, khususnya di wilayah Irak dan Iran
Tengah. Dinasti Buwaihi mengalami perkembangan pesat ketika Dinasti
Abbasiyah di Baghdad mulai melemah. Dinasti Buwaihi mengalami kemunduran
dengan adanya pengaruh Tugril Beg dari Dinasti Seljuk. Peninggalan
dinasti ini antara lain berupa observatorium di Baghdad dan sejumlah
perpustakaan di Syiraz, ar-Rayy dan Isfahan (Iran).
SELJUK (469 H/1077 M - 706 H/1307 M
Wilayah
kekuasaannya meliputi Irak, Iran, Kirman dan Suriah. Dinasti Seljuk
dibagi menjadi lima cabang yaitu Seljuk Iran, Seljuk Irak, Seljuk
Kirman, Seljuk Asia Kecil dan Seljuk Suriah. Dinasti Seljuk didirikan
oleh Seljuk bin Duqaq dari suku bangsa Guzz dari Turkestan. Akan tetapi
tokoh yang dipandang sebagai pendiri dinasti seljuk yang sebenarnya
adalah Tugril Beq. Ia berhasil memperluas wilayah kekuasaan Dinasti
Seljuk dan mendapat pengakuan dari Dinasti Abbasiyah. Dinasti Seljuk
melemah setelah para pemimpinnya meninggal atau ditaklukkan oleh bangsa
lain. Peninggalan dinasti ini adalah Kizil Kule (Menara Merah) di
Alanya, Turki Selatan, yang merupakan pangkalan pertahanan Bani Seljuk
dan Masjid Jumat di Isfahan, Iran.
AYUBIYAH (569 H/1174 M - 650 H/1252 M)
Pusat
pemerintahan Dinasti Ayubiyah adalah Cairo, Mesir. Wilayah kekuasaannya
meliputi kawasan Mesir, Suriah dan Yaman. Dinasti Ayubiyah didirikan
Salahudin Yusuf al-Ayyubi, setelah menaklukan khalifah terakhir Dinasti
Fatimiyah, al-Adid. Salahudin berhasil menaklukan daerah Islam lainnya
dan pasukan salib. Selain dikenal sebagai panglima perang, Salahudin
juga mendorong kemajuan di bidang agama dan pendidikan. Berakhirnya masa
pemerintahan Ayubiyah ditandai dengan meninggalnya Malik al-Asyraf
Muzaffaruddin, sultan terakhir dan berkuasanya Dinasti Mamluk.
Peninggalan Ayubiyah adalah Benteng Qal'ah al-Jabal di Cairo, Mesir.
DELHI (602 H/1206 M - 962 H/1555 M)
Wilayah
kekuasaan Dinasti Delhi terletak di India Utara. Dinasti Delhi
mengalami lima kali pergantian kepemimpinan yaitu Dinasti Mamluk,
Dinasti Khalji, Dinasti Tuglug, Dinasti Sayid dan Dinasti Loyd. Pada
periode pertama, Delhi dipimpin Dinasti Mamluk selama 84 tahun. Mamluk
merupakan keturunan Qutbuddin Aybak, seorang budak dari Turki. Dinasti
Khalji dari Afghanistan memerintah selama 30 tahu. Dinasti Tuglug
memerintah selama 93 tahun, sedangkan Dinasti Sayid selama 37 tahun.
Penguasa terakhir Delhi adalah Dinasti Lody yang memerintah selama 75
tahun. Peninggalan Dinasti Delhi antara lain adalah Masjid Kuwat
al-Islam dan Qutub Minar yang berupa menara di Lalkot, Delhi (India)
MAMLUK MESIR (648 H/1250 M - 923 H/1517 M)
Wilayah
kekuasaan Dinasti Mamluk Mesir dan Suriah. Dinasti Mamluk berasal dari
golongan hamba yang dimiliki oleh para sultan dan amir, yang dididik
secara militer oleh tuan mereka. Dinasti Mamluk yang memerintah di Mesir
dibagi dua yaitu Mamluk Bahri dan Mamluk Burji. Sultan pertama Dinasti
Mamluk Bahri adalah Izzudin Aibak, Sultan Dinasti Mamluk Bahri yang
terkenal antara lain adalah Qutuz, Baybars, Qalawun dan Nasir Muhammad
bin Qalawun. Baybars adalah sultan Dinasti Mamluk Bahri yang berhasil
membangun pemerintahan yang kuat dan berkuasa selama 17 tahun. Dinasti
Mamluk Burji kemudian mengambil alih pemerintahan dengan menggulingkan
sultan Mamluk Bahri terakhir, as-Salih Hajii bin Sya'ban. Sultan pertama
penguasa Dinasti Mamluk Burji adalah Barquq (784 H/1382 M-801 H/1399
M). Dinasti Mamluk Mesir memberikan sumbangan besar bagi sejarah Islam
dengan mengalahkan kelompok Nasrani Eropa yang menyerang Syam (Suriah).
Selain itu, Dinasti Mamluk Mesir berhasil mengalahkan bangsa Mongol,
merebut dan mengislamkan Kerajaan Nubia (Ethiopia), serta menguasai
Pulau Cyprus dan Rhodos. Dinasti Mamluk Mesir berakhir setelah al-Asyras
Tuman Bai, sultan terakhir, dihukum gantung oleh pasukan Usmani Turki.
Peninggalan Dinasti Mamluk antara lain berupa Masjid Rifai, Mausoleum
Qalawun dan Masjid Sultan Hassan di Cairo.
MUGHAL (931 H/1525 M - 1275 H/1858 M)
Wilayah
kekuasaan dinasti ini terletak di India. Dinasti Mughal didirikan oleh
Zahiruddin Muhammad Babur, putra pertama Umar Syeikh Mirza, seorang
penguasa Fargana di Turkistan (Transoksania). Dinasti Mughal dimulai
ketika Babur menguasai Punjab dan meruntuhkan Dinasti Lody di Delhi.
Dinasti Mughal menyebabkan terpusatnya daerah di India yang semula oleh
gubernur, serta meluasnya politik Islam di wilayah India. Dinasti Mughal
sangat memperhatikan pengembangan Islam, terutama di bidang pendidikan
dan ilmu pengetahuan. Dinasti Mughal mendirikan khanqah (pesantren),
yang merupakan pusat studi Islam dan ilmu pengetahuan. Dinasti Mughal
juga memperhatikan pengembangan peradaban, terutama di bidang seni
lukis, seni musik dan seni bangunan. Hal ini antara lain terlihat dari
peninggalannya berupa Istana Hawa Mahal di Jaipur, red Fort (Benteng
Merah), Delhi, Taj Mahal di Agra dan Masjid Badsyahi di Lahore. Dinasti
ini runtuh setelah Inggris mulai menancapkan kekuasaanya di India.
Bahadur II, sultan terakhir, diusir dari istananya oleh penguasa
Inggris.
USMANI/OTTOMAN (699 H/1300 M - 1341 H/1922 M)
Dinasti
yang pusat pemerintahannya di Istanbul, Turki, ini mempunyai wilayah
kekuasaan paling luas. Wilayahnya meliputi sebagian Asia, Afrika dan
Eropoa. Dinasti Usmani merupakan satu di antara tiga dinasti Islam yang
besar pada abad Pertengahan, selain Dinasti Safawi di Persia (Iran) dan
Dinasti Mughal di India. Dalam sejarah Islam, periode itu disebut juga
Masa Tiga Kerajaan Besar. Dinasti Usmani menjadi negara besar setelah
berhasil menaklukan Bizantium (856 H/1453 M) dan berkuasa lebih dari 6
abad. Dinasti ini didirikan oleh Usman, putra seorang pemimpin suku Kayi
yang bernama Artogrol. Dinasti Usmani berhasil menyebarkan Islam sampai
ke daratan Eropa. Puncak kejayaan dinasti ini tercapai pada masa
pemerintahan Sulaiman I (The Great, The Magnificent, al-Qanuni). Dinasti
Usmani kemudian semakin melemah akibat pemberontakan internal dan kalah
perang melawan bangsa Eropa. Pada perkembangan selanjutnya, Dinasti
Usmani mengalami masa modernisasi (1839-1924), yang ditandai dengan
pembaruan di bidang politik, administrasi dan kebudayaan. DInasti Usmani
berakhir dan berganti menjadi negara modern yang berbentuk republik
yang sekuler pada 1924. Pendirian republik Turki dipelopori oleh Mustafa
Kemal Pasya Ataturk. Ia menanamkan paham nasionalisme dan menghapuskan
kekuasaan sultan. ada banyak peninggalan Dinasti Usmani, antara lain
Masjid Sulaiman, Masjid al-Muhammadi, Masjid Abu Ayub al-Ansari dan
Masjid Aya Sofia di Istanbul yang berasal dari renovasi sebuah gereja.sumber (klik)
0 komentar:
Posting Komentar