Selama beberapa abad, ilmuwan optika Eropa sangat bergantung kepada satu buku Arab yaitu Kitabul Manazir karya Ibnu Haitham dari Basrah. Nama tersebut di Eropa terkenal dengan sebutan Alhazen. Keistimewaan Kitabul Manazir karena mampu menggabungkan sangat banyak teori dan pengetahuan ilmiah yang berkaitan dengan peran indra penglihatan. Ibnu Haitham mampu membahas peran, fungsi dan struktur mata yang melebar kepada masalah perspektif, bias cahaya, perubahan sinar di angkasa, bintang berekor (komet), fatamorgana, dan kamera obscura yang menjadi titik tolak teknologi kamera dan fotografi di masa-masa sesudahnya. Penemuan Ibnu Haitham yang paling revolusioner adalah tentang sifat mata yang sebenarnya. Berabad-abad sebelumnya, Euclid dan Ptolomeus, dua pentolan astronomi Yunani berpendapat, penglihatan mata disebabkan sinar-sinar luar yang dipancarkan kembali oleh mata kepada benda-benda yang dilihatnya. Ibnu Haitham menentang teori itu, dengan membuat rumusan, benda-bendalah yang memancarkan cahaya kepada mata, dan di dalam mata dibentuk gambaran serta warnanya. Bentuk objek yang diamati masuk ke dalam mata, dan diubah lensa mata sehingga terlihat jelas setiap wujudnya. Teori Ibnu Haitham dalam Kitabul Manazir memberi pengaruh besar terhadap pakar iptek Eropa Abad Pertengahan, seperti Roger Bacon, Leonardo da vinci, John Keppler, dan Descartes. Tanpa pertolongan terori-teori Ibnu Haitham, mereka tak akan dapat menetapkan hukum-hukum tentang sinus yang merupakan unsur penting dalam trigonometri. Di laboratoriumnya yang sederhana namun lengkap di Kota Basra, Irak, Ibnu Haitham melakukan percobaan-percobaan untuk menetapkan sudut pandang dan sudut pantul, pembelokan cahaya dalam air dan kaca, serta berbagai posisi bayangan di atas cermin (cermin datar, cembung, cekung, dan bulatan berbentuk bola). Dari semua percobaan tersebut, Ibnu Haitham sudah meletakkan dasar-dasar pembuatan lensa kamera. Ia juga melakukan percobaan-percobaan penting dengan kamera obscura. Lahir di Basra tahun 965, dan meninggal di Kairo, Mesir tahun 1039. Ibnu Haitham sudah terkenal sebagai ilmuwan sejak usia muda. Sumber: http://www.sidoharjo.com/
0 komentar:
Posting Komentar