
Kronologi Palestina tanah yang (pernah) dijanjikan menjadi rebutan 3 agama besar.
- 2000
SM-1500 SM: Ibrahim as melahirkan Ismail as (Bapak bangsa Arab) dan
Ishak as Ishak melahirkan Ya’kub as alias Israel. Ya’kub punya anak
Yusuf as, yang ketika kecil dibuang oleh saudaranya, namun belakangan
menjadi bendahara kerajaan Mesir. Ketika dilanda paceklik, Ya’kub as.
sekeluarga atas undangan Yusuf berimigrasi ke Mesir. Populasi anak
keturunan Israel (bani Israel atau bangsa Israel) membesar.
- 1550
SM-1200 SM: Politik di Mesir berubah. Bani Israel dianggap problem, dan
akhirnya oleh Fir’aun statusnya diubah menjadi budak.
- 1200
SM-1100 SM: Musa as memimpin bangsa Israel meninggalkan Mesir,
mengembara di padang Sinai menuju tanah yang dijanjikan, bila mereka
taat kepada Allah. Namun saat mereka diperintah memasuki Filistin
(Palestina), mereka membandel dan mengatakan:
- “Hai Musa, kami
sekali-kali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi ada
orang-orang yang gagah perkasa di dalamnya, karena itu pergilah kamu
bersama Rabbmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya
duduk menanti di sini saja”. (QS. 5:24)
- Akibatnya mereka dikutuk
dan hanya berputar-putar saja di sekitar Palestina. Belakangan, agama
Musa as disebut “Yahudi”-menurut nama salah satu marga Israel yang
paling banyak berketurunan, yakni Yehuda, dan bani Israel tanpa
memandang warga negara atau tanah air-disebut juga orang-orang Yahudi.
- 1000
SM - 922 SM: Daud as mengalahkan Goliath dari Filistin. Palestina
berhasil direbut. Daud dijadikan raja. Wilayah kerajaannya membentang
dari tepi Nil hingga Efrat di Iraq. Sekarang ini Yahudi tetap memimpikan
kembali kebesaran Israel raya Raja Daud. Bendera Israel adalah dua
garis biru (Nil dan Efrat) dan bintang Daud. Daud diteruskan Sulaiman
as. Masjidil Aqsha dibangun.
- 922 SM-800 SM: Sepeninggal
Sulaiman, Israel dilanda perang saudara yang berlarut, hingga kerajaan
tersebut terbelah dua: utara bernama Israel beribukota Samaria dan
selatan bernama Yehuda beribukota Yerusalem.
- 800 SM - 600 SM:
Karena kerajaan Israel sudah terlalu durhaka kepada Allah swt. maka
kerajaan itu dihancurkan lewat tangan kerajaan Asyiria.
- Sesungguhnya
Kami telah mengambil perjanjian dari Bani Israel, dan telah Kami utus
kepada mereka rasul-rasul. Tetapi setiap datang seorang rasul kepada
mereka dengan membawa apa yang tidak diingini hawa nafsu mereka, maka
sebagian rasul-rasul itu mereka dustakan atau mereka bunuh. (QS. 5:70)
- Hal ini juga bisa dibaca di Bible: Kitab Raja-raja ke-I 14:15, dan Kitab Raja-raja ke-II 17:18.
- 600
SM-500 SM: Kerajaan Yehuda dihancurkan lewat tangan Nebukadnezar dari
Babylonia. Dalam Bible Kitab Raja-raja ke-II 23:27 dinyatakan bahwa
mereka tidak mempunyai hak lagi atas Yerusalem. Mereka diusir dari
Yerusalem dan dipenjara di Babylonia.
- 500 SM-400 SM: Cyrus Persia meruntuhkan Babylonia dan mengijinkan bani Israel kembali ke Yerusalem.
- 330
SM - 322 SM: Israel diduduki Alexander Agung dari Macedonia (Yunani).
Ia melakukan Hellenisasi terhadap bangsa-bangsa taklukannya. Bahasa
Yunani menjadi bahasa resmi Israel, sehingga nantinya Injil pun ditulis
dalam bahasa Yunani, dan bukan dalam bahasa Ibrani.
- 300 SM - 190 SM: Yunani dikalahkan Romawi. Maka Palestina pun dikuasai imperium Romawi.
- 1-100:
Nabi Isa as (Yesus) lahir, kemudian menjadi pemimpin gerakan melawan
penguasa Romawi. Namun selain dianggap subversi oleh penguasa Romawi
(dengan ancaman hukuman tertinggi yaitu disalib), ajaran Yesus sendiri
ditolak oleh para rabi Yahudi. Namun setelah Isa tiada, bangsa Yahudi
memberontak terhadap Romawi.
Palestina area bebas Yahudi
- 100-300:
Pemberontakan berulang. Akibatnya, Palestina dihancurkan dan dijadikan
area bebas Yahudi. Mereka dideportasi keluar Palestina dan terdiaspora
ke segala penjuru imperium Romawi. Namun demikian, tetap ada sejumlah
kecil pemeluk Yahudi yang tetap bertahan di Palestina. Dengan masuknya
Islam serta dipakainya bahasa Arab di kehidupan sehari-hari, mereka
lambat laun terarabisasi atau bahkan masuk Islam.
- 313: Pusat kerajaan Romawi dipindah ke Konstantinopel dan agama Kristen dijadikan agama negara.
- 500
- 600: Bangsa Yahudi merembes ke semenanjung Arabia (di antaranya di
Khaibar dan sekitar Madinah), kemudian berimigrasi dalam jumlah besar ke
daerah tersebut ketika terjadi perang antara Romawi dan Persia.
- 619:
Nabi Muhammad saw melakukan perjalanan ruhani: Isra’ dari Masjidil
Haram ke Masjidil Aqsha dan Mi’raj ke langit. Rasulullah menetapkan
Yerusalem sebagai kota suci ketiga ummat Islam. Shalat di Masjidil Aqsha
dinilai 500 kali dibanding shalat di masjid yang lain selain Masjidil
Haram dan Masjid Nabawi. Masjidil Aqsha juga menjadi kiblat ummat Islam
sebelum dipindah ke Ka’bah.
- 622: Hijrah nabi ke Madinah dan
pendirian negara Islam (yang seterusnya disebut khilafah). Nabi
mengadakan perjanjian dengan penduduk Yahudi di Madinah dan sekitarnya,
yang dikenal dengan “Piagam Madinah”.
- 626: Pengkhianatan Yahudi
dalam perang Ahzab (atau perang parit) dan berarti melanggar Piagam
Madinah. Sesuai dengan aturan di Kitab Taurat mereka sendiri, mereka
dibunuh atau diusir.
Palestina di bawah Daulah Islam
- 638:
Di bawah Umar bin Khattab, seluruh Palestina dimerdekakan dari penjajah
Romawi. Seterusnya seluruh penduduk Palestina, Muslim maupun
non-Muslim, hidup aman di bawah khilafah. Kebebasan beragama dijamin.
- 700-1000:
Wilayah Islam meluas dari Asia Tengah, Afrika hingga Spanyol. Di
dalamnya, bangsa Yahudi mendapat peluang ekonomi dan intelektual yang
sama. Ada beberapa ilmuwan yang terkenal di dunia Islam yang
sesungguhnya adalah orang Yahudi.
- 1076: Yerusalem dikepung
tentara salib dari Eropa. Karena pengkhianatan kaum munafik (sekte
Drusiah yang mengaku Islam tapi ajarannya sesat), pada 1099 tentara
salib berhasil menguasai Yerusalem dan mengangkat seorang raja Kristen.
Penjajahan ini berlangsung hingga 1187, sampai Salahuddin al Ayubi
membebaskannya, setelah ummat Islam yang terlena sufisme yang sesat bisa
dibangkitkan kembali.
- Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan
suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri. …(QS. 13:11)
- 1453: Setelah melalui proses reunifikasi
dan revivitalisasi wilayah-wilayah khilafah yang tercerai berai setelah
hancurnya Bagdad oleh tentara Mongol (125,
khilafah Utsmaniyah di bawah Muhammad Fatih menaklukkan Kontantinopel,
dan mewujudkan nubuwwah Rasulullah. 700 tahun lebih kaum muslimin
berlomba untuk menjadi mereka yang diramalkan Rasul dalam hadits
berikut:
- Hari kiamat tak akan tiba sebelum tanah Romawi di dekat
al-A’maq atau Dabiq ditaklukkan. Sepasukan tentara terbaik di dunia
akan datang … Maka mereka bertempur. Sepertiga dari mereka akan lari,
dan Allah tak akan memaafkannya. Sepertiga lagi ditakdirkan gugur
sebagai syuhada. Dan sepertiga lagi akan menang dan menjadi penakluk
Konstantinopel. (HR Muslim, no. 6924)
- 1492: Andalusia sepenuhnya
jatuh ke tangan Kristen Spanyol (reconquista). Karena cemas suatu saat
ummat Islam bisa bangkit lagi, maka terjadi pembunuhan, pengusiran dan
pengkristenan massal. Hal ini tak cuma diarahkan pada muslim namun juga
pada Yahudi. Mereka lari ke wilayah khilafah Utsmaniyah, di antaranya ke
Bosnia. Pada 1992 raja Juan Carlos dari Spanyol secara resmi meminta
maaf kepada pemerintah Israel atas holocaust 500 tahun sebelumnya.
- 1500-1700:
Kebangkitan pemikiran di Eropa, munculnya sekularisme (pemisahan
gereja-negara), nasionalisme dan kapitalisme. Mulainya kemajuan
teknologi modern di Eropa. Abad penjelajahan samudera dimulai. Mereka
mencari jalur alternatif ke India dan Cina, tanpa melalui daerah-daerah
Islam. Tapi berikutnya mereka didorong semangat
kolonialisme/imperialisme.
- 1529: Tentara khilafah berusaha
menghentikan arus kolonialisme/imperialisme serta membalas reconquista
langsung ke jantung Eropa dengan mengepung Wina, namun gagal. Tahun 1683
kepungan ini diulang, dan gagal lagi. Kegagalan ini terutama karena
tentara Islam terlalu yakin pada jumlah dan perlengkapannya. … yaitu
ketika kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlahmu, maka jumlah yang
banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sediki tpun, dan bumi yang
luas itu terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dan
bercerai-berai. (QS. 9:25)
Barat Memperalat Yahudi
- 1798:
Napoleon berpendapat bahwa bangsa Yahudi bisa diperalat bagi
tujuan-tujuan Perancis di Timur Tengah. Wilayah itu secara resmi masih
di bawah khilafah.
- 1831: Untuk mendukung strategi “devide et
impera” Perancis mendukung gerakan nasionalisme Arab, yakni Muhammad Ali
di Mesir, dan Pasya Basyir di Libanon. Khilafah mulai lemah dirongrong
oleh nasionalisme.
- 1835: Sekelompok Yahudi membeli tanah di
Palestina, dan lalu mendirikan sekolah Yahudi pertama di sana.
Sponsornya adalah milyuner Yahudi Inggris, Sir Moshe Monteveury, anggota
Free Masonry. Ini adalah pertama kalinya sekolah berkurikulum asing di
wilayah khilafah.
- 1838: Inggris membuka konsulat di Yerusalem yang merupakan perwakilan Eropa pertama di Palestina.
- 1849:
Kampanye mendorong imigrasi orang Yahudi ke Palestina. Pada masa itu
jumlah Yahudi di Palestina baru sekitar 12.000. Pada tahun 1948
jumlahnya sudah 716.700, dan pada 1964 sudah hampir 3 juta. 1882:
Imigrasi besar-besaran orang Yahudi ke Palestina yang berselubung agama,
simpati dan kemanusiaan bagi penderitaan Yahudi di Eropa saat itu.
- 1891:
Para penduduk Palestina mengirim petisi kepada khalifah, menuntut
dilarangnya imigrasi besar-besaran ras Yahudi ke Palestina. Sayang saat
itu khilafah sudah “sakit-sakitan” (dijuluki “the sick man at
Bosporus”), dekadensi pemikiran meluas, walau Sultan Abdul Hamid sempat
membuat terobosan dengan memodernisir infrastruktur, termasuk memasang
jalur kereta api dari Damaskus ke Madinah via Palestina!! Sayang,
sebelum selesai, Sultan Abdul Hamid dipecat oleh Syaikhul Islam (Hakim
Agung) yang telah dipengaruhi Inggris. PD-I meletus, dan jalur kereta
tersebut dihancurkan.
Zionisme
- 1896: Theodore
Herzl merampungkan sebuah doktrin baru Zionisme sebagai gerakan politik
untuk mendirikan negara Yahudi Israel. Mereka mendapat inspirasi untuk
“bekerjasama” dengan negara-negara besar (Amerika, Inggris, Perancis,
Rusia) dalam realisasinya. Sebaliknya negara-negara besar itu
berkepentingan dengan sumber alam di wilayah itu, dan memerlukan “agen”
untuk melemahkan ummat Islam di sana.
- 1897: Theodore Herzl
menggelar kongres Zionis dunia pertama di Basel, Swiss. Peserta
Kongress-I Zionis mengeluarkan resolusi bahwa umat Yahudi tidaklah
sekadar ummat beragama. Namun, adalah bangsa dengan tekad bulat untuk
hidup secara berbangsa dan bernegara. Dalam resolusi itu, kaum zionis
menuntut tanah air bagi ummat Yahudi-walaupun secara rahasia- pada
“tanah yang bersejarah bagi mereka”. Sebelumnya, Inggris hampir
menjanjikan tanah protektorat Uganda atau di Amerika Latin!
- Di
kongres itu, Herzl menyebut, zionisme adalah jawaban bagi “diskriminasi
dan penindasan” atas ummat Yahudi yang telah berlangsung ratusan tahun.
Pergerakan ini mengenal kembali bahwa nasib ummat Yahudi hanya bisa
diselesaikan di tangan ummat Yahudi sendiri. Di depan Kongres, Herzl
berkata: “Dalam 50 tahun akan ada negara Yahudi!!!” Apa yang
direncanakan Herzl menjadi kenyataan pada 1948.
- 1916: Perjanjian
rahasia Sykes-Picot oleh sekutu-(Inggris, Perancis, Rusia) dibuat saat
meletusnya PD-I, untuk mencengkeram wilayah-wilayah Arab dari khilafah
Utsmaniyah dan membagi-bagi di antara mereka. PD-I berakhir dengan
kemenangan sekutu. Inggris mendapat kontrol atas Palestina. Di PD-I ini,
Yahudi Jerman berkomplot dengan sekutu untuk tujuan mereka sendiri
(memiliki pengaruh atau kekuasaan yang lebih besar).
- 1917: Menlu
Inggris keturunan Yahudi, Arthur James Balfour, dalam deklarasi
Balfour, memberitahu pemimpin Zionis Inggris, Lord Rothschild, bahwa
Inggris akan memperkokoh pemukiman Yahudi di Palestina dalam membantu
pembentukan tanah air Yahudi. Lima tahun kemudian Liga Bangsa-bangsa
(cikal bakal PBB) memberi mandat ke Inggris untuk menguasai Palestina.
Setelah Hancurnya Khilafah Islam
- 1924:
Mustafa Kemal Ataturk, seorang Turki yang terdidik oleh Free Masonry,
menganggap kemunduran khilafah itu karena Islam. Ia merasa jalan
keluarnya adalah nasionalisme dan sekularisme seperti yang telah
berhasil di Barat. Bersama tentara yang seide, ia merebut kekuasaan dan
mengumumkan bahwa khilafah bubar. Dengan itu maka tidak ada lagi ikatan
antar umat Islam sedunia yang akan “take care” bila ada satu bumi Islam
jatuh dalam penderitaan. Nasionalisme menggantikan solidaritas Islam
(ukhuwah Islamiyah).
- 1938: Nazi Jerman menganggap bahwa
pengkhianatan Yahudi Jerman adalah biang keladi kekalahan mereka pada
PD-I yang telah menghancurkan ekonomi Jerman. Maka mereka perlu
“penyelesaian terakhir” (Endlösung). Ratusan ribu dikirim ke kamp
konsentrasi atau lari ke luar negeri (terutama ke USA). Sebenarnya ada
etnis lain serta kaum intelektual yang berbeda politik dengan Nazi yang
bernasib sama, namun setelah PD-II Yahudi lebih berhasil menjual
ceritanya karena menguasai banyak surat kabar atau kantor berita di
dunia.
- 1944: Partei buruh Inggris yang sedang berkuasa secara
terbuka memaparkan politik “Membiarkan orang-orang Yahudi terus masuk ke
Palestina, jika mereka ingin jadi mayoritas. Masuknya mereka akan
mendorong keluarnya pribumi Arab dari sana”. Kondisi Palestina memanas.
- 1947: PBB merekomendasikan pemecahan Palestina menjadi dua negara: Arab dan Israel.
- 1948
14 Mei: sehari sebelum habisnya perwalian Inggris di Palestina para
pemukim Yahudi memproklamirkan kemerdekaan negara Israel, melakukan
agresi bersenjata terhadap rakyat Palestina yang masih lemah. Jutaan
dari mereka terpaksa mengungsi ke Libanon, Yordania, Syria, Mesir dll.
Palestinian Refugees menjadi tema dunia. Namur, Israel menolak
eksistensi rakyat Palestina ini dan menganggap mereka telah memajukan
areal yang semula kosong dan terbelakang. Timbullah perang antara Israel
dengan negara-negara Arab tetangganya. Namun karena para pemimpin Arab
sebenarnya ada di bawah pengaruh Inggris, maka Israel mudah merebut
daerah Arab Palestina yang telah ditetapkan PBB.
sumber hilman
Artikel Terkait:
0 komentar:
Posting Komentar