ads

sejarah sniper

Penembak jitu adalah istilah yang dipakai pada bidang militer. Seorang penembak jitu terlatih untuk menembak secara tepat dan akurat dengan menggunakan senapan tipe tertentu. Beberapa doktrin militer memakai penembak jitu yang tergabung dalam infanteri tingkat regu.



Penembak jitu modern sering disamakan dengan penembak runduk (sniper), padahal, keduanya sebenarnya berbeda.



Sejarah Awal

Salah satu awal munculnya penembak jitu adalah dalam Revolusi Amerika. Kompi senapan Amerika, yang dipersenjatai Pennsylvania/Kentucky Long Rifle, menjadi prajurit dalam Tentara Kontinental. Karena keakuratan prajurit-prajurit ini, banyak perwira Inggris yang harus mencopot lambang perwira mereka, agar tidak dijadikan target.

Pemakaian awal penembak jitu lainnya adalah pada Angkatan Darat Inggris di era Napoleon. Ketika itu, tentara lain lebih banyak menggunakan musket yang tidak akurat, tapi Green Jackets Inggris menggunakan senapan Baker yang terkenal. Dengan alur khusus didalam larasnya, senapan ini jauh lebih akurat, walau pengisiannya lebih lama. Para pemakai senapan ini termasuk tentara elit Inggris, dan menjadi garis depan yang diandalkan pada banyak pertempuran.



Penembak jitu juga dipakai pada Perang Saudara Amerika. Penembak jitu ini digunakan oleh kedua pihak yuang berperang. Prajurit elit ini terlatih dan dipersenjatai dengan baik, dan juga ditempatkan di garis depan sebagai yang pertama melawan musuh.

Perang Perancis – Austria (1796 – 1797)
Ketika pasukan Perancis yang sangat kuat dibawah pimpinan Jendral Napoleon Bonaparte menyerbu Austria, gerak maju terhambat oleh satuan sniper aneh Austria yang hanya bersenjatakan senapan angin. Banyaknya korban yang jatuh dan kesukaran tentara Perancis untuk mendeteksi keberadaan para sniper Austria membuat Napoleon marah besar dan mengeluarkan perintah resmi agar setiap prajurit Austria yang tertangkap tangan bersama senapan angin, langsung dihukum mati ditempat ; karena mereka dianggap sebagai pembunuh yang pengecut bukan prajurit. Hal ini disebabkan tidak terdengarnya letupan senapan ini dari jarak 150 meter. Senapan angin sniper ini dibuat oleh seorang ahli senjata Austria yang bernama Bartholomew Girandoni dan senapan ini memiliki magasin yang berisi 20 butir peluru timah berkaliber 13 milimeter. Bahkan standar senjata masa kini, senapan angin sniper buatan abad ke 18 ini masih menakutkan.

Perang Kemerdekaan Amerika (1776 – 1783)
7 Oktober 1777 dalam perang kemerdekaan Amerika, Jendral Simon Fraser dari pasukan Kerajaan Inggris ditembak mati di Bemis Height, New York (Battle of Saratoga) dari jarak 500 yard oleh seorang sniper bernama Tim Murphy dari kesatuan Kentucky Riflemen.
Tim Murphy menggunakan senapan locok Kentucky Long Rifle kaliber 40 (10 mm). Sebagai akibat gugurnya Jendral Simon Fraser, gerak maju pasukan Kerajaan Inggris terhenti yang mengakibatkan kekalahan Inggris pada pertempuran di Saratoga.

Pertempuran Laut Trafalgar (1805)
Pada bulan Oktober 1805 armada gabungan AL Kerajaan Perancis dan Spanyol berangkat meninggalkan pelabuhan Cadiz, didekat semenanjung Trafalgar mereka disergap oleh armada AL Kerajaan Inggris yang dipimpin oleh Admiral Horatio Nelson. Ditengah pertempuran ini Admiral Nelson yang sedang memimpin dari kapal bendera HMS Victory tiba-tiba jatuh ditembak oleh sniper Perancis yang bertengger ditiang layar kapal perang Redoubtable yang saat itu bertempur jarak dekat dengan HMS Victory. Sniper Perancis itu menembak Admiral Nelson dengan hanya menggunakan senapan Locok dari jarak 75 meter saja. Walaupun pertempuran Trafalgar dimenangkan oleh Inggris, Admiral Nelson tewas karena lukanya yang sangat parah.

Perang Saudara Amerika (1861 – 1865)
9 Mei 1864 pada perang saudara Amerika Mayor Jendral John Sedgwick dari pasukan Utara, ditembak mati oleh Sersan Grace dari kesatuan Infanteri ke IV Georgia dari jarak 800 yard di Spotsylvania dengan menggunakan senapan pertandingan Withworth buatan Inggris. Kematian Mayor Jendral J.Sedgwick mengakibatkan terlambatnya gerak maju pasukan Utara yang menyebabkan kemenangan pasukan Konfederasi Selatan pimpinan Jendral Robert E. Lee.

Perang Boer (1899 – 1902)
Dalam serangan subuh pada tanggal 25 Januari 1900, 1.700 orang Inggris yang didukung meriam dan senapan mesin merasa berhasil menduduki salah satu bukit di gunung Spion Kop, Afrika Selatan. Ketika sinar pagi menerangi medan, mereka baru sadar bahwa mereka telah menduduki bukit yang salah. Bukit yang benar letaknya lebih tinggi dan masih berjarak 300 meter dari posisi mereka, sayangnya bukit tersebut masih diduduki oleh pasukan Boer dari kesatuan Carolina Kommandos & Pretoria Kommandos yang mulai menembaki mereka (asal mula nama komando diambil dari pasukan Boer). Malam harinya pasukan Inggris terpaksa mundur dengan kehilangan 1.200 orang. Para sniper Kommandos hanya bersenjatakan senapan Mauser M1895 bolt action kaliber 7 mm yang hanya dapat menembak sekali per kokang, menghabisi tentara Inggris dari jarak 300 meter (tanpa menggunakan telescope).

Tahun 1903

Belajar dari kekalahan mereka di Spion Kop, Afrika Selatan, Mayor Hesketh Pritchard dari AD Kerajaan Inggris memulai kursus pelatihan sniper pertama didunia yang diberi nama : ”The First Army School of Sniping”, Observing and Scouting”. Sayangnya AD Kerajaan Inggris tidak memanfaatkannya dengan baik dan tidak memiliki doktrin, organisasi & senjata khusus untuk para snipernya sampai kelak mereka dibuat sadar oleh para sniper Jerman.



Mayor Hesketh Pritchard

Tahun 1910

Istilah ”Sniper” untuk pertama kalinya dipakai sebagai istilah militer resmi bagi penembak runduk oleh AD Jerman. Pencipta satuan sniper dengan standard kwalifikasi, doktrin dan organisasi seperti yang kita kenal sekarang adalah tentara Kerajaan Jerman sebelum Perang Dunia ke 1.
Jerman pulalah yang untuk pertama kalinya menciptakan senapan khusus untuk sniper, bahkan mereka juga membuat peluru khusus untuk senapan tersebut.
Senapan khusus sniper ini dibuat berdasarkan senapan Mauser Gewehr 1898 (Gew.98) mm yang kaliber 7,92 mm yang khusus di ”tune up” agar sangat tepat tembakannya dan dipasangi telescope pembidik.

Perang Dunia I (1914 – 1918)

Tingginya korban tentara Inggris yang tewas dengan luka dikepala dan didada, membuat AD Kerajaan Inggris sadar akan kehadiran para sniper Jerman ; hal ini memaksa mereka mencari akal dan bertindak cepat untuk mengatasi masalah ini.
Lord Lovat, seorang bangsawan Skotlandia yang juga perwira AD kerajaan Inggris segera membentuk resimen Lovat Scout’s Sniper dan merekalah yang pertama kali mengunakan Ghillie Suit (pakaian yang digunakan sniper agar mereka tampak seperti semak-semak) dalam perang.
Ghillie Suit mula-mula digunakan oleh para jagawana Skotlandia yang bertugas menangkap para pencuri dan pemburu liar satwa langka yang dilindungi pemerintah di cagar alam Skotlandia. Para Scout Sniper ini sangat mahir dalam kamuflase dan sangat baik dalam mengintai gerak-gerik pasukan musuh, sayangnya kemahiran menembak mereka kurang dimanfaatkan oleh Inggris.

Rekor sniper tertinggi dalam Perang Dunia ke 1 dipegang oleh Francis Pegahmagabow dari AD Kanada yang berhasil menghabisi 378 orang prajurit musuh. Ia menggunakan senapan Ross Mk.3 kaliber .303 (7,7 mm) kemudian Rifle No.3 Mk. 1 kaliber 7,7 mm.



Francis Pegahmagabow

Perang Dunia II (1939 – 1945)

Perang Dunia II adalah perang besar yang paling banyak menghasilkan rekor-rekor sniper yang spektakuler yang tak akan bisa terpecahkan lagi pada masa kini . Dari 54 orang top snipers Perang Dunia II yang tercatat dalam sejarah , 49 orang dari mereka menembak lebih dari 100 orang tentara musuh dan 6 orang diantaranya adalah wanita .

Masih banyak top sniper dari berbagai negara yang tidak pernah dicatat dalam sejarah Perang Dunia II , karena umumnya kegiatan para snipers termasuk dalam kategori rahasia militer (kecuali bila untuk kepentingan propaganda), ditambah lagi oleh banyaknya dokumen-dokumen yang hilang, musnah karena perang dan rusak dimakan usia .
Selama puluhan tahun para pencinta sejarah militer dan para penggemar senjata bersusah payah mengumpulkan dan menverifikasi ulang berbagai dokumen, data-data dan cerita mengenai para top snipers . Jerih payah mereka menghasilkan daftar top sniper pada halaman ……. buku ini .

Walaupun Finlandia memegang rekor tertinggi sniper dunia , daftar top snipers Perang Dunia II didominasi oleh para sniper Rusia . Ini merupakan bukti bahwa pelatihan, organisasi, taktik dan strategi untuk para sniper Rusia lebih maju dari negara-negara lain saat itu.

Dalam Perang Dunia ke 2 perlombaan teknologi senjata berlangsung dengan sangat cepat, dimulai dengan diketemukannya radar , artileri roket , pesawat jet , bazooka , senapan serbu , peluru kendali dan lain-lain yang diakhiri dengan bom atom.

Senapan sniper juga berkembang dengan pesat , dimulai dengan Rusia yang mengeluarkan senapan sniper semi automatic pertama didunia Tokarev SVT38 (kemudian digantikan SVT40). Jerman segera mengikutinya dengan menjiplak Tokarev SVT40 menjadi senapan semi automatic Gewehr 41 (Walther) yang kemudian digantikan Gewehr 43 (G43) buatan Walther .AD Amerika pun tak mau ketinggalan dalam perlombaan senapan sniper ini dengan mengeluarkan senapan Garrand M1C dan M1D , sedangkan US Marine Corps yang lebih konservatif tetap menggunakan senapan sniper bolt action Springfield M1903.
Sementara itu Inggris juga bersikap konservatif dan menganggap senapan semi automatic kurang akurat dan handal untuk dijadikan senapan sniper. Sampai akhir perang, AB Inggris tetap setia menggunakan senapan sniper bolt action L42A1 yang dibuat berdasarkan senapan Lee Enfield Mk.IV

Senapan semi automatic memungkinkan sniper menembak lebih dari 1 sasaran dengan cepat ; bahkan bila tembakan pertama meleset, ia masih punya kesempatan berikutnya untuk menembak musuh dengan cepat. Tetapi karena teknologinya yang belum matang, senapan sniper semi automatic (saat itu) masih punya banyak kekurangan a.l. lebih berat , mahal , rumit, kurang handal/sering macet dan kurang akurat untuk jarak diatas 500 m .
Pada bulan-bulan terakhir Perang Dunia ke 2 , Jerman juga bereksprimen membuat senapan serbu (assault gun) pertama Strumgewehr 44 (Haenel) yang diberi telescope untuk sniper jarak pendek (dibawah 300 m). Selain senapan , teropong/alat bidik (telescope) pun berkembang kekuatan pembesarannya , dimulai dari 1,5X kemudian 3,5X , 4X dan terakhir 6X .

Pada bulan-bulan terakhir Perang Dunia ke 2 , Jerman menciptakan teropong malam infra merah pertama didunia . Telescope infra merah itu masih harus dibantu dengan lampu sorot infra merah yang dipasang pada senapan serbu Strumgewehr 44 (Stg 44) buatan Haenel . Oleh Jerman sistim ini diberi nama “Vampir” ; walaupun jarak pandangnya masih belum jauh (+150 m) , sistim Vampir ini memungkin sniper mereka untuk menembak musuh dengan tepat dikegelapan malam .

Konflik Timur Tengah

Perang Arab – Israel I (1967) & II (1973) dan konflik-konflik bersenjata di Timur Tengah lain yang diikuti dengan meningkatnya kegiatan terorisme diberbagai belahan dunia , fungsi dan tugas sniper berkembang pesat baik pada organisasi militer maupun polisi .

Pada militer organisasi satuan sniper berkembang menjadi beberapa macam a.l. team sniper, team scout sniper (sniper intai) dan marksmen (penembak jitu) . Setiap kesatuan infanteri reguler memiliki tim sniper maupun team penembak jitunya sendiri, demikian pula pasukan khusus (dan pasukan anti terornya). Bahkan satuan penjinak ranjau/bom (dibawah pasukan Zeni Tempur) banyak yang memiliki team penembak jitunya sendiri .

Perkembangan senapan sniperpun berkembang pesat , sebagai contoh dalam perang Arab-Israel kedua belah pihak mulai menggunakan senapan sniper semi automatic .Pihak Arab kebanyakan memakai senapan sniper SVD Dragunov buatan Rusia, sedangkan Israel menggunakan M21 Springfield buatan Amerika dan Galil (Galatz) buatan Israel sendiri.

Sementara itu AB Amerika sendiri mengkaji ulang pengalaman sniper mereka di Vietnam dan berbagai konflik lainnya . US Marine menyempurnakan senapan sniper mereka menjadi M40 yang dibuat berdasarkan senapan bolt action Remington 700 . Tertarik akan kehandalan dan keakuratan senapan M40 nya Marinir, US Army pun segera membuat senapan sniper bolt action berdasarkan senapan Remington 700 dan senapan ini diberi nama M24 ( senapan sniper M21 masih dipakai oleh para marksmen AD dan Marinir ). Meningkatnya kegiatan terorisme dan penyanderaan dimana-mana , menyebabkan Polisi berbagai negara berlomba-lomba membentuk satuan sniper dan marksmennya sendiri . Umumnya team sniper dan markmen merupakan bagian dari pasukan anti teror atau pasukan SWAT .

Rancangan senapan sniper untuk keperluan polisi dan anti teror pada umumnya lain dengan rancangan senapan sniper untuk keperluan militer ; karena menurut perhitungan statistik polisi umumnya membutuhkan senapan sniper yang lebih akurat daripada senapan sniper militer (contoh : untuk menembak teroris yang berlindung diantara sandera) , tapi dengan jarak tembak tidak lebih dari 400 m.
Berbagai macam senapan sniper berpresisi tinggi untuk Polisi dibuat dan ditawarkan oleh berbagai negara a.l. Heckler & Koch PSG-1, Remington 700, SIG 3000, Parker Hale M82, Walther WA2000, Accuracy International dll.

Perang Malvinas (Falkland)

Pada perang antara Inggris dan Argentina yang memperebutkan kepulauan Malvinas (Falkland) , untuk pertama kalinya sniper dari kedua belah pihak bertempur dimalam hari dengan menggunakan telescope malam pasif Starlight yang dipasang diatas senapan serbu FN FAL kaliber 7,62 X51 mm NATO. Pada pertempuran di Goose Green dan Port Stanley , batalyon ke 2 Resimen para Inggris tertahan gerak majunya oleh sniper Argentina yang menggunakan senapan bertelescope malam. Dalam pertempuran ini snipers Argentina lebih unggul karena telescope malam mereka lebih canggih (Generasi ke 2) daripada telescope malam sniper Inggris (Generasi ke 1) , sehingga korban dipihak Inggris terus bertambah .
Untuk mengatasi hal ini, pasukan Inggris segera menggunakan peluru kendali anti tank “Milan” untuk menghancurkan tempat persembunyian para sniper Argentina . Peluru kendali Milan ini memiliki telescope malam yang lebih besar dan kuat daripada telescope senapan sniper. Disamping itu jarak tembaknya jauh diatas (4.000 m) jarak tembak efektif senapan sniper yang hanya 600 m .

Perang Teluk I (Kuwait)

Senapan kaliber besar kaliber .50 (12,7 mm) yang dirancang khusus untuk senapan sniper . Senapan ini pertama kali digunakan pada perang Teluk I . Senapan sniper semi automatic ini bernama Barret M82A1 yang memiliki jarak tembak efektif sampai 1800 m .
Mula-mula senapan ini digunakan oleh team penjinak bahan peledak US Army untuk meledakkan bom & ranjau yang tidak bisa dijinakkan dari jarak jauh / aman . Kemudian senapan ini dipakai juga oleh pasukan khusus Amerika dan Inggris (SAS) sebagai senapan sniper anti-material untuk menembaki panser, meriam, pesawat terbang, radar dan peluncur peluru kendali “Scud” Irak . Untuk keperluan ini, digunakan peluru khusus yang dapat meledak dan membakar sasaran (peluru Raufoss).

Perang Afghanistan I

Untuk menangkal penyergapan-penyergapan konvoy truk-truk logistik yang sering dilakukan oleh para gerilyawan Mujahiddin , Rusia segera menempatkan team sniper yang bersenjatakan senapan sniper SVD Dragunov pada setiap konvoy truk-truk logistik mereka . Menanggapi keluhan para sniper yang mengatakan bahwa senapan SVD Dragunov terlalu panjang untuk dapat bergerak leluasa didalam kendraan lapis baja mereka, pabrik Dragunov menyempurnakannya menjadi SVDS yang berpopor lipat. Sementara itu sniper pasukan Spetznas (pasukan khusus Rusia) yang mulai memburu para gerilyawan Mujahiddin digunung-gunung (1986) untuk pertama kalinya menggunakan senapan sniper semi automatic berperedam suara VSS Vintorez yang berpeluru sub-sonic kaliber 9X39 mm . Kedua senapan ini sangat ditakuti oleh para gerilyawan Mujahiddin

Perang Afghanistan II

Dalam medan perang yang gundul dan berbukit-bukit curam , senapan sniper yang berjarak jauh sangat diperlukan, untuk itu pihak koalisi memakai berbagai macam senapan sniper, termasuk senapan sniper kaliber besar (12,7 mm) . Dalam Operasi Anaconda rekor jarak tembak terjauh sniper yang dibuat Carlos Hathcock dalam perang Vietnam dipecahkan oleh sniper Kanada yang menembak seorang pengamat mortir Taliban dari jarak 2.500 m . Sniper Kanada ini menggunakan senapan bolt action Mac Millan kaliber .50″ .

Konflik Chechnya I

Pada Konflik Chechnya I (1994-1996) pasukan Rusia yang morat-marit dan sudah jatuh morilnya karena runtuhnya negara Uni Sovyet , dikalahkan secara memalukan oleh pejuang-pejuang kemerdekaan Chechnya pimpinan Presiden Dzokar Dudayev yang bercita-cita mendirikan negara yang berdaulat sendiri . Pasukan Rusia yang bersenjata lengkap dan didukung pesawat pembom, helikopter, artileri , panser dan tank terjebak dikota Grozny .
Ratusan tank dan panser Rusia berhasil dihancurkan para pejuang Chechnya di Grozny yang menjadi perang kota terbesar setelah Stalingrad .
Kedua belah pihak menggunakan taktik, strategi dan persenjataan yang sama. Para snipers kedua belah pihak menggunakan senapan sniper SVD Dragunov dan senapan sniper berperedam suara VSS Vintorez . Guna membalas kekalahan ini Rusia memerlukan beberapa tahun untuk mengorganisir, melatih kembali tentaranya dan menciptakan taktik dan strategi baru .

Konflik Chechnya II

Pada konflik Chechnya II (tahun 2000) pasukan Rusia berhasil merebut kota Grozny dari tangan para pejuang Chechnya dengan taktik baru dan koordinasi terpadu berbagai macam pasukan elite.

Beberapa jam sebelum pasukan lapis baja bergerak masuk kekota Grozny , tembakan artileri terus menerus menghujani kota Grozny . Kemudian, sejumlah besar satuan snipers pasukan khusus Rusia (Spetsnaz) diturunkan dengan helikopter dipuncak gedung-gedung tinggi strategis dikota Grozny dengan dilindungi oleh helikopter-helikopter tempur Mi-24. Setelah puncak gedung-gedung strategis dikuasai para snipers, pasukan lapis baja yang dilindungi oleh infanteri mendobrak masuk kota Grozny . Pasukan Rusia yang bergerak maju, dilindungi oleh tembakan para sniper dari atas gedung-gedung tinggi . Selain memberikan tembakan perlindungan, para sniper Spetsnaz ini juga bertugas sebagai pengamat yang terus menerus memberikan informasi situasi medan pada pasukan yang bergerak dibawahnya dan mengarahkan tembakan artileri pada setiap kubu pertahanan musuh yang kuat .

Sementara itu, pasukan lapis baja dan infanteri menghindar dari jalan-jalan yang telah dibarikade dan dipasangi ranjau dengan cara menjebol dinding-dinding gedung sekitar pertahanan pejuang-pejuang Chechnya . Dengan taktik ini, pertahanan para pejuang Chechnya dengan mudah dihabisi oleh team sniper Spetsnaz .

Boleh dikatakan pertempuran merebut kota Grozny ini dimenangkan oleh pasukan snipers. Taktik Rusia di Grozny ini kemudian ditiru oleh Israel untuk membersihkan kota Jenin dari gerilyawan Palestina. Kekalahan ini memaksa para pejuang Chechnya untuk bersembunyi digunung-gunung atau lari kenegara tetangganya . Kini para pejuang Chechnya hanya bisa melawan dengan cara membuat berbagai macam teror diberbagai kota di Rusia , seperti yang baru-baru ini terjadi di Moskow dan Osetia .

Perang Korea

Pada perang Korea tidak ada kemajuan yang berarti dalam taktik sniper dan teknologi senapan sniper, karena kedua belah pihak masih menggunakan taktik dan senapan sniper sisa dari Perang Dunia ke 2; kecuali Amerika yang mengeluarkan senapan sniper M1 Carbine berteropong malam infra merah. Teropong malam infra merah ini hasil jiplakan dari sistim “Vampir” nya Jerman ; seperti halnya Vampir, jarak pandangnya belum jauh . Oleh karena itu Amerika memasangnya pada senapan M1 Carbine yang ringan dan berjarak tembak pendek (200 m).

Perang Vietnam

Tahun 1966 pasukan Marinir Amerika (US Marine) mulai merasakan gangguan sniper Vietcong , untuk mengatasi masalah ini mereka segera membuka sekolah khusus sniper dan mengganti senapan sniper M1C Garrand dan Springfield mereka dengan senapan buru bolt action Winchester 70 kaliber 30.06″ yang dimodifikasi bertelescope Redfield 6X; senapan ini terkenal sebagai senapan berburu yang akurat .

Sedangkan US Army minta pabrik senapan Springfield untuk membuat senapan sniper berdasarkan senapan serbu standar Amerika saat itu, yaitu M14 . Kemudian nama resmi senapan sniper semi automatic ini adalah M21. Dipihak lawan , satuan snipers pasukan Vietcong dan Vietnam Utara menggunakan senapan sniper Mosin Nagant M1891/30 bolt action kaliber 7,62 X 54R mm buatan Rusia yang sudah terbukti kehandalannya .
Perang Vietnam menghasilkan rekor-rekor snipers kedua belah pihak , sayangnya tidak ada rekor sniper yang diketahui dari pihak Vietnam Utara dan Vietnam Selatan . Rekor dari pihak Amerika a.l. sebagai berikut:
1. Adelbert Waldron III , US Army : 109 korban
2. Charles B. Mawhinney US Marine : 103 korban
3. Eric R.England , US Marine : 98 korban
4. Carlos N.Hathcock II, US Marine : 93 korban dan belasan snipers lainnya

Carlos N.Hathcock juga memecahkan rekor tembakan tunggal terjauh (2.000 m) pada perang Vietnam dengan menggunakan senapan mesin berat Browning M2 kaliber .50 (12,7 mm) yang telah dimodifikasinya menjadi senapan sniper berat jarak jauh bertelescope Unertl 8X . Disini pula untuk pertama kalinya senjata berkaliber .50 (12,7 mm) dipakai untuk senjata sniper

Perbedaan Penembak Runduk (Sniper) dengan Penembak Jitu (Sharpshooter)

Beberapa doktrin membedakan antara penembak runduk (sniper) dengan penembak jitu (marksman,sharpshooter, atau designated marksman). Sniper terlatih sebagai ahli stealth dan kamuflase, sedangkan penembak jitu tidak. Sniper merupakan bagian terpisah dari regu infantri, yang juga berfungsi sebagai pengintai dan memberikan informasi lapangan yang sangat berharga, sniper juga memiliki efek psikologis terhadap musuh. Sedangkan penembak jitu tidak memakai kamuflase, dan perannya adalah untuk memperpanjang jarak jangkauan pada tingkat regu.

Penembak jitu umumnya memiliki jangkauan sampai 800 meter, sedangkan sniper bisa sampai 1500 meter atau lebih. Ini dikarenakan sniper pada umumnya menggunakan senapan runduk bolt-action khusus, sedangkan penembak jitu menggunakan senapan semi-otomatis, yang biasanya berupa senapan tempur atau senapan serbu yang dimodifikasi dan ditambah teleskop.

Sniper telah mendapatkan pelatihan khusus untuk menguasai teknik bersembunyi, pemakaian kamuflase, keahlian pengintaian dan pengamatan, serta kemampuan infiltrasi garis depan. Ini membuat sniper memiliki peran strategis yang tidak dimiliki penembak jitu. Penembak jitu dipasang pada tingkat regu, sedangkan sniper pada tingkat batalyon dan tingkat kompi.

Senjata-senjata Sniper

Karena penembak jitu modern tingkat regu (designated marksman) mengisi jeda antara infanteri biasa dengan penembak runduk, senapan penembak jitu juga dirancang sebagai penengah. Senapan penembak jitu harus memiliki jangkauan yang lebih jauh dari senapan serbu (sekitar 500 meter), tapi tidak perlu sampai jangkauan tingkat senapan runduk (lebih dari 1000 meter).

Sifat-sifat yang sama dengan senapan runduk:
Bidikan teleskopik
Peluru yang lebih besar

Sifat-sifat yang sama dengan senapan serbu:
Kemampuan menembak semi-otomatis
Kapasitas magasin besar, 10 sampai 30 butir peluru





Senjata Khusus Sniper , 0.50 CAL, Long Range Sniper Rifle

Seorang perwira tinggi Marinir TNI AL pernah mengatakan, bahwa dari pengalaman pribadinya sniper yang terbaik itu adalah .308 alias 7,62mm. “Point fifty (.50) terlalu besar dan tidak efektif,” ujarnya. Pendapat ini tentu tidak salah. Karena dari pengalaman TNI, heavy sniper rifle .50 memang tergolong arsenal baru, baru pada era tahun 2000-an beberapa pasukan khusus TNI mulai mengadopsi senapan sniper berat. Selain itu kontur permukaan Bumi di Indonesia yang tidak rata serta didominasi vegetasi, menjadi tidak efektif untuk penggelaran sniper berat. fika dicarikan benang merahnya dengan perkembangan di mancanegara, sebenarnya tidaklah telat telat amat bagi TNI mengakuisisi sniper berat. Pasalnya popularitas monster senyap satu ini baru mendunia pasta Perang Teluk I.





Spesifikasi M82A1
Kaliber 12,7
Panjang 1,54 m
Bobot 14,7 kg
Jarak tembak efektif : lebih dari 1.000 m






Adalah pasukan khusus AS Delta Force dan SAS Inggris yang dipercaya menggunakan M82A1 di Irak pada 1990. Tugas mereka sangat spesifik, yaitu disusupkan ke padang gurun Irak menggunakan helikopter untuk kemudian memburu rudal Scud (Scud hunting). Ketangguhan tembakan tunggal jarak jauh .50 lah yang jadi peneguh hati USSOCOM hingga akhirnya merestui mini perburuan ini. Ketika akhirnya AS kembali menginvasi Irak dan Afghanistan, M82A1 kembali menjadi primadona. Satuan-satuan khusus dibekali senapan sniper berat untuk melumpuhkan target-target penting dan berbahaya dari jarak jauh tanpa musuh sempat menyadari atau membalas. Melihat sejarah kelahirannya, .50 memang awalnya disulap dari senapan antimaterial (antitank) kaliber besar antara 14,5mm hingga 20mm. Jerman yang seperti sudah ditakdirkan sebagai negara pelopor dalam teknologi kemiliteran kembali menjadi rujukan awal.



Pabrikan Mauser lalu menciptakan M1918 kaliber 13mm, senjata antitank khusus untuk melumpuhkan tank-tank Inggris generasi pertama yang memiliki lapisan baja tipis. Sebaliknya jadi senjata makan tuan ketika senapan jenis ini jatuh ke tangan kelompok bersenjata. Di Afghanistan dan Irlandia Utara, diyakini masih beredar senapan sniper berat standar angkatan bersenjata saat ini yaitu Barrett M82A1. sejarah beredarnya senapan ini di Afghanistan talc lepas dari campur tangan badan intelijen AS CIA yang memasok 25 M82A1 kepada para pejuang Afghanistan. Sebaliknya di Irlandia Utara, pejuang IRA (Irish Republican Army) dengan mudahnya memperoleh M82A1 pada tahun 1986 di Chicago ketika senjata ini belum populer. Sang pengirim, Martin Quigley, memang akhirnya tertangkap oleh FBI. Namun segelintir M82A1 dan dua pucuk M90 sudah keburu lolos ke Irlandia. Inggris sampai harus mengirim SAS guna memburu tim pembunuh senyap IRA yang dijuluki Cullyhanna ini.

Hanya saja dengan bobotnya yang superberat untuk dijadikan senjata, individu, memang tidak mudah untuk menggelar sniper berat di medan operasi. Beratnya saja berkisar antara 13-17 kg. Sosoknya juga boron dengan panjang total bisa mencapai 1.700mm alias setinggi prig dewasa. “Idealnya memang untuk target yang sudah pasti,” ujar Letkol Mar Supriyono, Komandan Batalion IPAM 2, Marinir, Cilandak.

PGM UR HECATE II

Urusan senapan sniper berkaliber besar Prancis juga tak mau ketinggalan ini di buktikan ketika pabrik PGM Precision Company meluncurkan HECATE II. Sistem Free-floating barrel, Komponen antihentakan di ujung laras, bi-pod penyanggah pada popor adalah ciri khasnya tiap senjata dilengkapi magasin berisi tujuh peluru.



Spesifikasi
Kaliber 12,7 x 99 mm
Panjang 1,38 m
Bobot 13,8 kg
Jarak tembak efektif : lebih dari 1.000 m





RT-20

Walau kurang nyaring terdengar tapi untuk urusan sniper kelas berat Kroasia sudah punya andil. Barang aduannya cukup punya nama menyeramkan yaitu Anti Material Sniper Rifle RT-20 dari kodenya saja sudah bisa di tebak kalau senjata ini membopong peluru kaliber 20 mm. Keunikan sejata ini terletak pada posisi penembak beraksi selain popor di tahan di bahu, ada pula bagian body senjata yang musti di panggul. RT-20 ikut beraksi dalam perang saudara di Yugoslavia pada era 90-an





OSV-96

Inilah senjata andalan sniper rusia kelas berat, OSV-96 dikembangkan KBP Design Bureau yang berkedudukan di Tula pada era 90-an. Menganut sistem tembakan gas semi otomatik dengan kokangan model rotasi. Untuk mendongkrak mobilitasnya maka senapan raksasa ini bisa di lipat hingga bentuknya lebih ringkas setengah meter dari panjang aslinya



Kaliber : 12,7 x 108 mm
Panjang Total : 1,74 m
Bobot : 12,9 kg tanpa teleskop dan amunisi
Jarak tembak efektif : not identified



REMINGTON 700

Inilah salah satu senapan sniper terbaik di dunia. Dikembangkan dari keberhasilan Winchester 70, Remington 700 belakangan di pilih lagi saat AS butuh sniper baru, M24 Remington mengembangkan model 700 sejak 1962, ketika Winchester menolak permintaan Marinir AS untuk penggantian Laras. Charlos Hatchock termasuk pengguna model 700.




Nama : Remington 700
Kaliber :7,62 x 51 mm
Sistem : Bolt Action
Berat : 4,08 kg kosong tanpa telescope
Panjang : 1,662 mm
Laras : 660 mm
Pengguna : Marinir

MSG-90

MSG-90 merupakan senapan runduk militer semi-otomatis yang dirancang oleh Heckler & Koch. MSG-90 merupakan standar untuk "Militärisches Scharfschützen Gewehr" (senapan runduk penembak tepat), angka "90" menandai tahun produksi pertamanya. Senapan ini merupakan versi militer dari senapan PSG1, keduanya merupakan kelanjutan dari senapan G3.

Kesamaan antara MSG-90 dan PSG1 pada trigger group (3 lb adjustable trigger pull). Popor pada MSG-90 dapat disetel posisi ketinggiannya (cheek), alas bahu (shoulder), dan lebih kecil dan lebih ringan dari popor PSG1. Sistem pembidik menggunakan sistem rel ‘Weaver’ untuk meletakan pembidik senapan. Rel yang serupa digunakan pada senapan sesri HK21E, 23E, dan G41.

Bobot laras lebih kepada moncongnya untuk membantu keharmonisan kestabilannya untuk meningkatkan akurasinya. Laras semakin panjang dengan adanya tambahan flash suppressor. Senapan ini juga dilengkapi dengan bipod yang dapat disetel ketinggiannya.



Kaliber: 7,62x51mm NATO (STANAG 2310)
Kapasitas megasen: 5 atau 20 butir (detatchable box magazine)
Aksi: semi oomatis (roller-delayed blowback)
Berat kosong: 6,4 kg
Panjang: 1165mm
Panjang laras: 600mm
Jarak tembak efektif: 1000 meter



Armalite AR-10

yang make ini adalah Detasemen 88 Antiteror Polda Metro Jaya, belum ada prestasi yg dihasilkan dari senjata ini, karena ini masi tergolong baru. AR-10 Densus 88 ini ditambahkan teropong Bushnell



Nama : AR-10
Kaliber : .308 / 7,62 mm (.243 win)
Laras : 610 mm
Berat : 4,72 kg
Sistem : Gas operated, Rotating bolt, semi-auto
Akurasi : 1” groups at 100 yard (93m) dengan ketepatan (1moa)
Pengguna : Den 88 AT Polri





Para Sniper Elit Dunia

Simo Hayha (Finlandia)



Rekor sniper tertinggi dalam Perang Dunia II dipegang oleh Simo Hayha dari AD Finlandia yang berhasil menghabisi 542 orang tentara Rusia . Yang paling mengagumkan, Simo Hayha bertempur hanya dengan menggunakan senapan bolt action Mosin-Nagant M39 kaliber 7,62 mm buatan Rusia tanpa telescope dan bahkan kadang-kadang ia harus menembak musuhnya dari jarak lebih dari 600 yard . Simo memang seorang juara menembak yang memiliki banyak sekali koleksi medali dan piala yang dimenangkannya dari berbagai pertandingan . Simo Hayha meninggal dunia tanggal 1 April 2002 yang lalu pada usia 96 tahun.

Sulo Kolkka (Finlandia)



Sulo Kolkka berhasil menembak lebih dari 400 orang tentara Rusia; tetapi diluar jumlah tersebut ia juga menghabisi 200 orang musuh lagi dengan menggunakan submachine gun (istilah TNI : pistol mitralyur) Suomi M/1931 kaliber 9 mm Parabellum buatan Finlandia yang terkenal akurat . Ke 600 orang tentara Rusia itu semua dihabisinya dalam waktu 105 hari saja .

Saat bertugas sebagai sniper, Sulo Kolkka mempunyai “hobby” untuk beroperasi sendirian jauh dibelakang garis pertahanan pasukan musuh ; hal ini amat membuat takut dan frustasi pasukan Rusia yang semula mengira mereka aman digaris belakang .
Akibat dari “kenakalannya” ini, Sulo sering sekali diburu oleh tentara dan sniper Rusia ; tetapi diakhir setiap perburuan ini dialah yang selalu menghabisi para pemburunya .
Dalam suatu operasi pengejarannya , Sulo berduel dengan seorang sniper Rusia selama beberapa hari dan berhasil menghabisinya dengan tembakan tunggal dari jarak 550 m tanpa telescope dengan hanya menggunakan senapan bolt action Mosin-Nagant M/39 tanpa telescope.

Finlandia memang dikenal sebagai gudangnya para penembak jitu yang ahli dalam kamuflase dan menembak sambil meluncur dengan ski. Sepanjang perang Finlandia-Rusia yang terkenal sebagai Winter War , pihak Rusia kehilangan 1.000.000 orang tentaranya dari 1.500.000 orang tentara yang menyerbu Finlandia; sedangkan pihak Finlandia kehilangan 25.000 orang (1 : 40) .

Dalam suatu pertempuran musim dingin , 32 orang prajurit Finlandia ditugasi menahan serbuan 4.000 orang tentara Rusia (1:125) ; dengan menggunakan taktik tembak lari diakhir pertempuran tersebut seluruh 4.000 orang tentara Rusia tersebut tewas dan hanya 4 orang tentara Finlandia yang masih tersisa hidup . Mereka berhasil mempertahankan garis pertahanan mereka.

Untuk memperingati kepahlawanan para prajurit Finlandia dalam Winter War , setiap tahun Finlandia menyelenggarakan pertandingan menembak biathlon yang kini termasuk dalam salah satu cabang olah raga yang dipertandingkan dalam Winter Olympic dunia . Disini para penembaknya harus menembak 5 buah sasaran yang terpisah dengan senapan kaliber .22 dan menggunakan ski untuk lari meluncur keposisi tembak berikutnya.



Vasily Zaitsev (Rusia)



Duel sniper lawan sniper yang paling terkenal didunia adalah duel antara Sersan Kepala Vasily Gregorievich Zaitsev (400 orang korban) dengan Mayor Koenig dari Jerman . Pada bulan Oktober 1942 , pasukan Jerman telah berhasil menguasai 90% kota Stalingrad yang sudah menjadi puing akibat tembakan artileri kedua belah pihak . Tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah, suatu pertempuran yang begitu didominasi oleh para snipers. Disini para serdadu kedua belah pihak saling tembak, menggali terowongan, lari dan sembunyi diantara puing-puing bangunan yang kini menjadi surganya bagi para snipers. Oleh para serdadu Jerman perang semacam ini dinamakan “Rattenkrieg” atau the “War of Rats” (Perang Tikus).

Vasily yang sebelumnya seorang gembala sederhana dari pegunungan Ural menjadi top sniper Rusia di Stalingrad . Dalam 10 hari pertama ia berhasil menembak mati 40 tentara Jerman dan pada waktu rekornya mulai mendekati 100 orang , ia digunakan oleh team propaganda Rusia yang memerlukan kisah heroik guna membangkitkan kembali semangat juang rakyatnya dan menjatuhkan moril tentara Jerman .

Menanggapi propaganda Rusia ini, Jerman menerbangkan khusus “Super Sniper”nya dari Berlin ke Stalingrad untuk menghabisi Vasily. Dari keterangan seorang tawanan Jerman, diketahui bahwa super sniper ini bernama Mayor Koenig , komandan sekolah sniper Zossen . Jerman memang sengaja membuat propaganda tandingan , bahwa Vasily sebentar lagi akan dihabisi oleh super sniper mereka (perang propaganda). Dengan berita kedatangan super sniper Jerman ini, Vasily dan Nikolay Kulikov (pengamatnya) diberi tugas khusus untuk mencari Mayor Koenig.

Untuk menemukan dan membedakan Mayor Koenig dari snipers Jerman lain yang beroperasi di kota Stalingrad, Vasily harus mengetahui kebiasaan, gaya menembak dan cara kamuflase sniper Jerman ini . Berhari-hari sudah observasi mereka untuk menemukan dimana Mayor Koenig beroperasi tidak membuahkan hasil ; kemungkinan besar ia sering berpindah tempat guna mencari Vasily .

Titik terang tiba ketika mereka mendapat berita duka atas gugurnya Morosov dan terlukanya Sheykin; kedua sniper berpengalaman ini sebelumnya sudah sering memenangkan duel dengan para sniper Jerman. Kini sudah dapat dipastikan kalau mereka ditembak oleh seorang super sniper .

Vasily, Nikolay dan Commisar Danilov (seorang perwira politik dan propaganda) yang hendak menyaksikan langsung duel bersejarah top sniper kedua negara ini, segera bergegas menuju ke posisi dimana kemarin kedua sniper Rusia tertembak . Setelah 3 hari terus menerus mengawasi lokasi tersebut , tiba-tiba Commisar Danilov berkata : Nah, itu dia ! akan kutunjukkan tempatnya padamu ! Tak sampai 1 detik Danilov yang dengan ceroboh mengangkat sedikit tubuhnya dari parit persembunyiannya Dar ! ia langsung roboh dan terluka.

Sniper Jerman itu sengaja menembak tanpa membunuhnya, suatu tembakan yang hanya dapat dilakukan oleh sniper yang sangat berpengalaman (jarak 450 m) . Si Jerman sengaja memancing mereka dengan menggunakan helm Jerman yang digerakkan dari jauh dan Danilov pun tertipu.

Tetapi dengan tembakan tadi, Vasily mendapat gambaran bahwa arah tembakan itu kira-kira dari muka posisi mereka . Disebelah kanan terdapat sebuah tank rusak, disebelah kiri ada bunker kecil sedangkan diantaranya terbentang tanah lapang dimana terdapat setumpukan puing dan selembar pelat besi karatan yang sudah lama tergeletak disana . Tapi dimanakah ia bersembunyi ? kemudian Vasily berusaha keras membayangkan dirinya menjadi sniper Jerman itu. Ia sampai pada kesimpulan bahwa yang diperlukannya adalah meniru sebuah Kolonel Heinz Thorvald . Heinz Thorvald diketahui telah berhasil menembak 300 orang tentara Rusia .
Tetapi waktu novel “War of the Rats” karangan David L.Robbins diluncurkan (1999) , ada seorang yang mengaku keluarga dari Koenig menilpon David dan mengakui bahwa Erwin Koenig yang telah berhasil menembak 400 orang tentara Rusia memang gugur ditembak oleh Vasily Zaitsev di Stalingrad. Sampai dimana kebenaran hal itu ? wallahualam ; karena dalam pertempuran Stalingrad ratusan snipers dari kedua pihak terlibat disana .

Para sniper Jerman menggunakan senapan bolt action Mauser Kar. 98 kaliber 7,92 mm bertelescope dengan pembesaran 1,5X , 4X atau 6X atau senapan semi automatic Walther Gewehr 43 kaliber 7,92 mm bertelescope dengan pembesaran 4X .

Lyudmila Pavlichenko (Rusia)



Pada bulan Juni 1941 saat Jerman menyerbu Rusia , Lyudmila Pavlichenko (24 tahun) adalah mahasiswi jurusan sejarah Universitas Kiev . Sambil kuliah, gadis cantik ini bekerja paruh waktu di pabrik senjata dikota tersebut; selain itu ia juga anggota klub menembak Kiev yang membinanya menjadi seorang atlit menembak sejak umur 14 tahun .
Waktu ia mendaftarkan dirinya untuk menjadi prajurit, perwira rekrutmen yang menerimanya serta merta menertawakannya dan menolaknya ; kemudian ia menganjurkannya agar Lyudmila menjadi perawat saja.

Lyudmila yang keras hati itu segera memperlihatkan sertifikat menembaknya dan diterima di Divisi Infanteri ke 25 . Ia kemudian menjadi salah satu dari 2.000 orang sniper wanita Rusia, yang diakhir perang hanya tersisa 500 orang . Lyudmila bertempur selama 2 ? bulan di front Odessa dan difront ini ia berhasil menghabisi 187 orang musuh .
Dari sini divisinya dipindah kefront Sevastopol , Semenanjung Krimea . Dibulan Mei 1942 rekor Letnan Lyudmila Pavlichenko bertambah menjadi 257 orang dan pada bulan Juni 1942 ia terluka oleh ledakan mortir. Karena ia sudah menjadi pahlawan nasional, kurang dari satu bulan setelah ia keluar dari rumah sakit Lyudmila ditarik dari medan tempur .

Saat itu secara resmi rekornya telah mencapai 309 orang , termasuk didalamnya 6 orang sniper Jerman . Yang menarik, dari salah satu sniper Jerman ini Lyudmila menemukan log book yang menunjukkan bahwa ia sudah menembak 500 orang tentara Rusia . Hal ini tidak pernah tercatat dalam dokumen tentara Jerman dan sayangnya log book tersebut hilang sehingga nama sniper tersebut tak pernah diketahui .

Seperti halnya Vasily Zaitsev, sebagai pahlawan wanita Lyudmila dimanfaatkan habis-habisan oleh team propaganda Rusia yang mengirimnya ke Kanada dan Amerika Serikat . Lyudmila adalah warga negara Rusia pertama yang diterima oleh Presiden Amerika Serikat .

Ibu Negara Ny. Eleanor Roosevelt mengundangnya untuk tour keliling Amerika guna menceritakan kisah kepahlawanannya. Di Kanada ia mendapat hadiah senapan Winchester bertelescope yang kini menghiasi Museum Pusat Angkatan Bersenjata Rusia di Moskow dan oleh Amerika ia dihadiahi pistol Colt Government 1911 kaliber .45.

Ditahun 1943 ia menerima Bintang Emas Pahlawan Uni Soviet dan tidak pernah kembali lagi kefront ; tetapi diangkat menjadi instruktur sniper dimana ia telah berhasil melatih ratusan orang sniper. Waktu perang berakhir ia berpangkat Mayor dan kembali ke Universitas Kiev untuk menyelesaikan kuliahnya, kemudian ia menjadi Asisten Riset di Markas Besar AL Soviet sampai tahun 1953.

Lyudmila Pavlichenko meninggal pada tanggal 10 Oktober 1974 pada usia 58 tahun dan dimakamkan Taman Makam Pahlawan Novodevichiye, Moskow .



Lebih lanjut, menurut buku sniper training, techniques and weapons (2000) yang ditulis oleh peter brookesmith, daftar sniper elite ini adalah sebagai berikut:

sumber

Artikel Terkait:

0 komentar: